IBU INDONESIA
Artikel Kesehatan Mental: Pilar Kesejahteraan pada Hari Kesehatan Mental Sedunia
Wednesday, 11 Oct 2023 00:00 am
IBU INDONESIA

IBU INDONESIA

Hari Kesehatan Mental Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Oktober, memberikan kita kesempatan untuk merenungkan pentingnya kepedulian terhadap kesehatan mental. Dalam konteks ini, ada korelasi penting antara diperingatinya hari ini dengan komitmen Yayasan Ibu Indonesia. Artikel ini akan membahas bagaimana perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia dapat membawa kesadaran tentang masalah kesejahteraan mental yang dialami oleh anak-anak yang menjadi korban adopsi ilegal di masa lalu.

Adopsi adalah proses yang membawa kebahagiaan bagi banyak pasangan yang tidak dapat memiliki keturunan biologis mereka sendiri. Namun, dalam beberapa kasus, pertanyaan tentang bagaimana dan kapan anak adopsi harus diberi kesempatan untuk bertemu dengan keluarga biologisnya menjadi permasalahan yang sulit terpecahkan

Salah satu dampak paling mencolok dari adopsi ilegal adalah ketidakpastian identitas anak yang diadopsi. Mereka mungkin tumbuh tanpa pengetahuan yang memadai tentang asal-usul mereka atau identitas keluarga biologis mereka. Hal ini bisa menghasilkan perasaan bingung dan konflik internal tentang identitas diri.

Proses adopsi ilegal sering kali melibatkan situasi yang tidak stabil dan konflik antara semua pihak yang terlibat. Anak-anak yang diadopsi ilegal dapat mengalami trauma emosional akibat perasaan kehilangan, rasa tidak aman, atau perpisahan dari keluarga biologis mereka. Trauma semacam itu dapat berdampak jangka panjang pada kesejahteraan mental mereka.

Anak-anak yang mengetahui bahwa adopsi mereka ilegal juga mungkin merasa tidak sah atau tidak diakui. Perasaan ini dapat mengarah pada perasaan rendah diri, isolasi sosial, dan stigmatisasi yang merugikan kesejahteraan mental mereka. Adopsi ilegal juga sering kali melibatkan konflik hukum dan emosional yang melibatkan semua pihak yang terlibat, termasuk keluarga biologis dan orang tua adopsi. Konflik semacam itu dalam keluarga dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan menegangkan bagi anak-anak yang diadopsi.

Dilansir dari BBC News Indonesia, Dewi Deljie, salah satu warga Belanda yang diadopsi dari Indonesia menuturkan perasaannya dalam perjalanan mencari orangtuanya. "Ini seperti rollercoaster secara emosional! Pemerintah meminta maaf. Itu benar-benar keluar dari mulutnya, dari menteri. Ini sebuah kemenangan," ungkapnya.

Anak-anak yang telah mengalami adopsi ilegal juga dapat menghadapi masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stres pasca-trauma sebagai akibat dari pengalaman mereka. Ini memerlukan perhatian psikologis dan dukungan yang serius.

Dikutip dari bbc.com, Widya, yang juga merupakan warga Belanda yang diadopsi dari Indonesia mengatakan hal yang senada dengan Dewi. "Banyak anak adopsi mengalami 'kerugian mental' karena semua ini, tidak tahu dari mana asalnya. Saya rasa jika anak-anak hasil adopsi ingin mencari keluarga kandungnya, pemerintah harus bisa berusaha membantu mereka," terangnya

Dalam beberapa kasus adopsi ilegal, anak-anak kehilangan kontak dengan keluarga biologis mereka tanpa penjelasan yang memadai. Ini bisa menghasilkan rasa kehilangan yang mendalam dan pertanyaan yang tak terjawab tentang asal-usul mereka.

Hal-hal demikian itulah mengapa kami hadir untuk memberikan dukungan, panduan, dan bimbingan kepada semua pihak yang terlibat. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki hak untuk mengetahui asal-usulnya dan memiliki akses ke informasi yang dapat membantu mereka dalam menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih lengkap. Oleh karena itu, kami terus berusaha untuk menyediakan layanan yang aman, etis, dan menghormati hak-hak semua individu yang terlibat dalam pencarian ini.

Bersamaan dengan diperingatinya hari kesehatan mental sedunia, Yayasan Ibu Indonesia mengajak anda untuk menjadi bagian dalam bersama sama memelihara tercapainya kesehatan mental setiap individu di seluruh dunia.